Depan Profil Deskripsi Singkat Desa Citundun

Deskripsi Singkat Desa Citundun

Arti Citundun dengan salah satu cabang ilmu kebahasaan onomastika, yang namanya toponimi. Hal itu perlu dilakukan karena secara etimologis, nama Citundun berasal dari dua kata yang kemudian disatukan, yaitu kata ‘ci’ dan ‘tundun’.

Kata ‘ci’ sendiri berasal dari kata ‘cai’ yang artinya dalam Bahasa Indonesia adalah air, kehidupan masyarakat Kuningan secara luas memang sangat dekat dengan air selain karena dipengaruhi oleh adanya musim hujan (ngijih) yang cukup panjang di samping musim kemarau (halodo) eksistensi air di Kuningan juga dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang dipenuhi dataran tinggi. Di Desa Citundun sendiri air memang menjadi sumber kekayaan alam yang amat melimpah, di beberapa bagian wilayahnya banyak ditemukan mata air yang jernih. Selanjutnya, senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan tersebut semakin jauh mengalir saling menyambung melahirkan sungai yang pada akhirnya bermuara di sisi laut. Dengan demikian, diadopsinya kata ‘CI’ dalam penamaan desa tersebut menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari keadaan alam sekitar yang sangat memengaruhi sikap dan perilaku hidup masyarakat.

Sedangkan kata ‘tundun’ berasal dari kata ‘teundeun’ yang memiliki arti simpan atau menyimpan. Kata 'teundeun' tersebut dalam perkembangan selanjutnya dilapalkan menjadi 'tundun'. Istilah simpan menyimpan secara tidak langsung menunjukkan bahwa banyak hal yang memang ‘tersimpan’ ataupun ‘disimpan’ di Desa Citundun. Pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia misalnya, para pejabat teras Karesidan Cirebon yang mengungsi akibat serbuan Belanda memang ‘disimpan’ atau (bisa dikatakan juga) disembunyikan di Citundun. Saat itu, Citundun dianggap sebagai tempat yang aman karena topografi wilayahnya yang berbukit-bukit sehingga amat sulit dijangkau oleh para serdadu Belanda. Selain karena aspek historis pada masa perjuangan tersebut, kata ‘simpan’ disini juga memiliki arti bahwa banyak hal yang menakjubkan tersembunyi di tempat ini.

Desa Citundun menurut cerita dari tokoh sejarah sudah ada dari tahun 1972, semula merupakan salah satu wilayah yang menjadi penggabungan untuk membentuk satu desa yang terdiri dari Citundun, Sumberjaya, Citikur dan Lebakherang, dalam perkembangannya terjadi beberapakali peralihan pusat pemerintahan